Pola Permukiman Masyarakat Kampung Batik Laweyan Ditinjau Dari Arsitektur Bangunan Bergaya Indis

Brina Elberta Rosalina, Sarila Fatimah Rusvianna

Sari


Laweyan merupakan daerah yang memiliki akulturasi dari gaya bangunan Eropa dan Jawa yang menghasilkan gaya Indis. Rumah bergaya Indis dimiliki oleh para saudagar batik dan mereka memiliki pola permukiman yang berbeda dari daerah lain di lingkup Surakarta. Penelitian ini membahas mengenai arsitektur bangunan bergaya Indis dan pola permukiman masyarakat Kampung Batik Laweyan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kehidupan sosial ekonomi masyarakat Kampung Batik Laweyan, terciptanya Pola Permukiman Masyarakat kampung batik laweyan, terbentuknya Arsitektur bangunan bergaya Indis di Kampung Batik Laweyan. Dalam penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai informasi tambahan kepada pembaca mengenai Arsitektur indis pada bangunan di Kampung Batik Laweyan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dan data diperoleh melalui tahap observasi, wawancara, dan studi pustaka. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa saudagar batik menjadikan rumah tidak hanya sebagai tempat tinggal tetapi juga untuk menunjang produksi batik. Gaya Indis diterapkan dalam arsitektur bangunan tidak lepas dari pengaruh Eropa yang sudah maju dalam bidang arsitektur, dan dengan dengan kekayaan yang mereka miliki sehingga mampu membangun rumah dengan gaya Indis dan sebagai upaya menunjukkan status sosial mereka dalam masyarakat. Dari letak geografisnya, masyarakat Laweyan memiliki pola permukiman yang berbeda dari daerah lain yaitu berbentuk papan catur atau grid didasari pada bangunan yang berbentuk persegi serta jalan yang memanjang dan lurus. Pola permukiman grid ini menjadikan kawasan Laweyan seakan tertutup dengan dunia luar.

Kata Kunci


Arsitektur; Gaya Indis; Masyarakat Laweyan; Pola Permukiman

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Aditia, Y. (2014). Kajian Arsitektur Dan Ornamen Pada Bangunan Rumah Tradisional Indis Di Kampung Batik Laweyan Surakarta. Skripsi. Universitas Sebelas Maret.

Adhimastra, I. K. (2014). Arsitektur Dan Pendidikan Arsitektur. Jurnal Anala, 2(1).

Daryanto Tri. (2007). Karakter Eropa Pada Rumah Tinggal Saudagar Bathik Di Laweyan Surakarta. Inersia, 3.

Dradjati, K. P. (2018). Kebudayaan Indis Pada Rumah Saudagar Batik Laweyan dan Relevansinya Bagi Pengembangan Sumber Belajar Sejarah Kebudayaan. Skripsi. Universitas Sebelas Maret.

Hastuti, D. (2011). Status Dan Identitas Sosial Saudagar Batik Laweyan. Jurnal Pengkajian Dan Pendiptaan Seni, 7(1).

Hastuti, D. L. (2014). Kedudukan Dalem Pada Program Ruang Rumah Indis. Acintya Jurnal Penelitian Seni Budaya, 6(2).

Kustianingrum dwi, embunpagi, azizah Riska, & Indraswari. (2015). Pola Spasial Permukiman Kampoeng Batik Laweyan, Surakarta. Jurnal Reka Kasa, 3(1), 1–13.

Mirsa Rinaldi. (2019). Arsitektur rumah saudagar batik simbol, pola dan fungsi ruang. Teknosain.

Muqoffa, diwawancarai oleh Sarila Fatimah Rusvianna dan Brina Elberta Lutfia Rosalina, desember 2023, wawancara.

Putri, An Nuur Sakhaa Hazmitha. (2011). Saudagar Laweyan Abad XX (Peran dan Eksistensi dalam Membangun Perekonomian Muslim). Skripsi. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Rapoport, Amos (1989). Dwelling Settlement and Tradition. Prentice Hall Inc. London

Saifulloh Yobpy, & Pamungkas Jonahes. (2018). Arsitektur Kolonial Gaya Empire Style Di Kota Surabaya Tahun 1900-1942. Journal Pendidikan Sejarah, 6(3), 98–107.

Shodiq. fajar. (2017). Kyai Ageng Henis Dalam Sejarah Industri Batik Laweyan. Gema, 30.

Surya Rudy, Widayati Naniek, & Alvin. (2021). Rumah Saudagar Batik Laweyan di Surakarta Bangunan Berarsitektur hybrid. Jurnal Arsitektur Dan Perencanaan, 1, 9–20.

Ulhaq, N., Djoko Santoso Abi Suroso, (2021). Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Pembentukan Pola Permukiman Di Kawasan Pesisir Kalianda. Itera.w2

Widayati, N. (2002). Settlement of Batik Entrepreneurs in Surakarta. UGM PRESS.




DOI: https://doi.org/10.31284/j.tekstur.2024.v5i1.5431

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.