Pendalaman Healing architecture pada Perancangan Resort melalui Aspek Alam, Indera dan Psikologi

Philbert Chandradinata, Dyah Kusuma Wardhani

Sari


Saat ini, masyarakat dituntut untuk menyesuaikan diri di tengah perkembangan zaman dan teknologi yang sangat cepat. Hal ini dapat berdampak bagi kesehatan dan psikologi seseorang, yang mana dapat menyebabkan stres sebab tekanan hidup dan pekerjaan yang dimiliki. Secara tidak langsung, hal ini berpengaruh pada kebutuhan masyarakat terkait bangunan dan hunian. Desain yang diharapkan bukan lagi sekedar desain pada umumnya, tetapi dapat memberikan kenyamanan dan ketenangan bagi penggunanya agar pengguna bangunan dapat lebih santai dan lebih menikmati keadaan sekitarnya, yaitu melalui healing architecture yang memperhatikan tiga aspek desain, yakni alam, indera manusia, dan psikologi. Ketiga aspek tersebut nantinya akan diterapkan dalam proyek perancangan resort yang dikerjakan. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam perancangan ini adalah menciptakan desain resort dengan pendekatan healing architecture yang mampu memenuhi kebutuhan dan keinginan pengunjung dan pemilik dengan mempertimbangkan kondisi site yang ada. Metode perancangan yang digunakan akan menggunakan proses desain yang dikemukakan oleh Phillip Plowright yang dipadukan dengan metode problem seeking oleh Donna P. Duerk, sehingga menghasilkan tahap-tahapan yakni problem identification, problem exploration, problem redefinition, dan problem statement. Melalui penelitian yang dilakukan, menghasilkan kesimpulan bahwa penerapan healing architecture pada desain, untuk memenuhi aspek alam diwujudkan dengan penerapan taman dengan jenis restorative garden, untuk memenuhi aspek indera manusia diwujudkan dengan memanjakkan indera penglihatan, pendengaran, penciuman, dll. Sedangkan untuk aspek psikologi diwujudkan melalui penerapan dan pemilihan sirkulasi dan organisasi ruang yang mudah diakses dan memberikan kesan luas dan nyaman.

Kata Kunci


Arsitektur; Interior; Healing architecture; Resort

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Amadeo, L., & Arifin, L. S. (2023). Analisis Artikulasi Tektonika Pada Fasilitas Penyembuhan bagi Anak Penyandang Disabilitas. Advances in Civil Engineering and Sustainable Architecture, 5(1), 14–27.

Azizah, K. N. (2019). 15 , 6 Juta Orang Indonesia Alami Depresi ,. 22 June. https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-4596181/156-juta-orang-indonesia-alami-depresi-cuma-8-persen-yang-berobat

Duerk, D. P. (1993). Architectural programming: Information management for design. Van Nostrand Reinhold Company.

Gibbons, S. (2016). Nielsen Norman Group Design Thinking 101 What — Definition of Design Thinking How — The Process. https://www.nngroup.com/articles/design-thinking/

Harper, N. J., & Dobud, W. W. (2020). Outdoor therapies: An introduction to practices, possibilities, and critical perspectives. Routledge.

Hartig, T., Mang, M., & Evans, G. W. (1991). Restorative Effects of Natural Environment Experiences. Environment and Behavior. https://doi.org/10.1177/0013916591231001

Lawson, F. R. (1995). Hotels and resorts: planning, design and refurbishment. Butterworth-Heinemann Ltd.

Lidayana, V., Alhamdani, M. R., & Pebriano, V. (2013). Konsep dan Aplikasi Healing Environment dalam Fasilitas Rumah Sakit. Jurnal TEKNIK-SIPIL, 13(2).

Maheswari, A., & Susanti, W. D. (2023). Analisis Penerapan Therapeutic Architecture Pada Rumah Sakit Saint Vincentius a Paulo Surabaya. Sinektika Jurnal Arsitektur. https://doi.org/10.23917/sinektika.v20i1.19108

Plowright, P. D. (2014). Revealing architectural design: methods, frameworks and tools. Routledge.

Riskesdas, L. N. R. (2018). Jakarta: Lembaga Penerbit Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2019.




DOI: https://doi.org/10.31284/j.tekstur.2024.v5i1.4884

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.