Clustering Samoah yang Dihasilkan Oleh Masyarakat Kota Surabaya dengan Menggunakan Metode K-Means
Abstract
Dinas Lingkungan Hidup Surabaya mengatakan bahwa sampah yang masuk di TPA Surabaya sekitar 1600 ton per hari . Peningkatan yang tidak stabil membuat tumpukan sampah yang ada di surabaya semakin mengalami tonase yang berubah-ubah, hal ini dikarenakan semakin tinggi pertumbuhan manusia akan meningkat juga sampah yang ada di surabaya. Kehidupan masyarakat yang terus berlanjut akan membuat banyak jenis sampah yang baru. Menurut UU No 18 Tahun 2018 tentang pengelolaan sampah bahwa pertambahan penduduk dan perubahan pola konsumsi masyarakat menimbulkan bertambahnya volume, jenis, dan karakteritik sampah yang semakin beragam. Pengolahan sampah yang ada di kota surabaya ini dapat dilakukan dengan mengelompokan atau clustering sampah berdasarkan jenis sampah nya pada masing – masing bank sampah untuk mempermudah masyarakat mengolah sampah. Clustering K-Means merupakan metode dengan mengelompokan variabel penelitian ke dalam clustering atau polynomial yang ada pada clustering, dengan adanya proses clustering menggunakan metode k-means maka nantinya akan diketahui bagian wilayah Surabaya mana yang mengalami penanganan khusus untuk mengoptimalkan sampah.
Kata kunci: Clustering , K-Means, Surabaya, Sampah, TeknologiFull Text:
PDFReferences
W. C, Solusi Pengelolaan Sampah Kota, 2021.
A. Kurniawan, I. D. Mumpuni dan M. As'ad, “Pengklasteran Bank Sampah Menggunakan Metode K-Means Pada Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Pasuruan,” SENASIF, pp. 687-698, 2017.
W. Widiasih dan H. Nuha, “Usulan Strategi Sustainable Lifestyle Dalam Menunjang Eco Campus Di Universitas ABC Surabaya,” Simposium Nasional, pp. 141-147, 2019.
W. Mega, “ Clustering Menggunakan Metode K-Means Menentukan Status Gizi Balita, 2015.
K. Tutik, “ Pengelompokan Surat Dalam Al-Quran Menggunakan Algoritma K-Means, 2014
Refbacks
- There are currently no refbacks.