ESTIMASI CADANGAN DAN STUDI GEOKIMIA KAOLIN DESA ANDONGREJO, KEC. TEMPUREJO, KAB. JEMBER JAWA TIMUR

Hyasentus Salwey

Abstract


Kaolin merupakan mineral yang cukup banyak dipakai dalam berbagai industri, baik sebagai bahan baku utama maupun bahan pembantu. Hal ini karena adanya sifat-sifat seperti kehalusan, kekuatan, warna, daya hantar listrik dan panas rendah, serta sifat-sifat lainnya. Metode ekplorasi geokimia yang merupakan eksplorasi tidak langsung dengan sasaran lokasi penelitian adalah Kabupaten Jember, Kecamatan Tempurejo, Desa Andongrejo, dengan tujuan penelitian pada Blok Prospek Kaolin di Andongrejo. Hasil uji difraksi sinar-X jenis mineral kaolin (kaolinit), yang diuji di Laboratorium XRD/EOR teknik perminyakan UPN Veteran Yogyakarta pada tanggal 09 s/d 11 September 2019. Uji difraksi sinar X dilakukan pada sudut pendek (5-600) dimaksudkan sebagai uji awal untuk identifikasi keberadaan/kandungan bahan oksida yang diharapkan (SiO2 dan CaCO3) sebagai bahan dasar untuk penelitian selanjutnya. Berdasarkan perhitungan volumetrik setelah dikurangi geometri batas prospek dan batas topografi penambangan pada Elevasi 140 – 60 mdpl, Sumberdaya terukur mineral kaolin mempunyai volume 6.614.963 m3 , berdasarkan hasil analisis densitas rata-rata soil 1,92 g/cm3 dan densitas rata-rata kaolin 2,21 g/cm3 , maka tonase top soil adalah 368.221,44 ton, dan tonase Kaolin 14.619.068,23 ton. Sedangkan, untuk perhitungsn estimasi Cadangan Kaolin dengan hasil volume 6.541.000 m3 , berdasarkan hasil analisis densitas rata-rata kaolin 2,21 g/cm3 , maka tonase Kaolin 14.455.610 ton.

Keywords


Mineral Kaolin, Eksplorasi Geokimia, estimasi Sumberdaya, Cadangan Kaolin.

Full Text:

PDF

References


Anonimous, 1998, Klasifikasi Sumberdaya dan Cadangan Batubara, Badan Standardisasi Nasional (BSN), Standar Nasional Indonesia Amandemen 1- SNI 13-4726-1998, tidak dipublikasikan.

Corbett, G. J., Leach, T.M. 1996. Southwest Pacific Rim gold/copper systems: structure, alteration, and mineralization. A workshop presented for the Society of Exploration Geochemists at Townville, 145pp.

Pulunggono, dan S. Martodjojo. 1994. Perubahan Tektonik PaleogeneNeogene Merupakan Peristiwa Tektonik Terpenting di Jawa. Proceedings Geologi dan Geotektonik Pulau Jawa. Hal 37-50.

T. Sapei, A. Suganda, K.A.S. Astadiredja dan Suharsono,1992 Peta Geologi Lembar Jember, Jawa.

Widiatmoko, F. R., Zamroni, A., Siamashari, M. A., & Maulina, A. N. (2019, September). REKAMAN STASIUN GPS SEBAGAI PENDETEKSI PERGERAKAN TEKTONIK, STUDI KASUS: BENCANA TSUNAMI ACEH 26 DESEMBER 2004. In Prosiding Seminar Teknologi Kebumian dan Kelautan (Vol. 1, No. 1, pp. 236-240).

Widiatmoko, F. R. (2019). Pendekatan Analisa Geokimia dengan Multivariate Analysis untuk Mengetahui Tipe Mata Air Panas: Studi Kasus Lapangan Panas Bumi Mapos, Nusa Tenggara Timur. Jurnal IPTEK, 23(2), 71-78.

Van Bemmelen, R. W., 1949. The Geology of Indonesia, Vol. IA: General Geology of Indonesia and Adjacent Archipelagoes. Netherlands: The Hague Martinus Nijhoff.




DOI: https://doi.org/10.31284/j.semitan.2020.985

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2020 Prosiding Seminar Teknologi Kebumian dan Kelautan