Interaksi; Morfotektonik; Sag-Pond; Sesar Aktif

Agus Sutiono, Bambang Prastistho, C. Prasetyadi C. Prasetyadi, Supartoyo Supartoyo

Abstract


Tegangan deformasi regional di daerah penelitian berasal dari gaya subduksi yang dikeluarkan di Selatan Pulau Jawa yakni di lokasi Palung Jawa. Berdasarkan data pengukuran di lapangan, tegangan regional maksimum (?1) disimpulkan merambat di sepanjang azimuth berarah Utara – Selatan (U-S) berkisar dari N355ºE hingga N10ºE. Tekanan regional ini membentuk fraktur regangan yang menonjol pada generasi pertama, yang ditunjukkan oleh karakteristik rekahan U-S; Sesar Girijati (GF), Sesar Sumbermulyo Parangtritis (SPF) dan Kalitirto - Gn.Bangkel - Jombor (KBJ). Rekahan rekehan tersebut berorientasi riedel tension cenderung memiliki karakter sesar aktif. Penting melakukan identifikasi jaringan sesar aktif tersebut untuk diijadikan acuan sebagai petunjuk praktis oleh pemerintah daerah, dalam melaksanakan amanat undang undang nomor 24 dan 27 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana dan tentang Penataan Ruang. Oleh karena itu, makalah ini mengurai sebagian dari jaringan sesar aktif di Yogyakarta dengan melihat indikator antara dimensi Meander Kalitirto di Berbah dan interaksi jaringan pada setiap interkoneksi sesar penentu bentuk geometri meander tersebut. Liniamen Berbah memperlihatkan dua tren sepanjang arah azimuth N 30ºE dan N 180ºE yang menunjukkan orientasi menyimpang dari U-S ke TL-BD. Pembentukan sag-pond dari sebuah fitur morfotektonik yang ditunjukkan oleh laterally confine meander Sungai Opak di Kalitirto selebar 900 m, membentuk dua meander dengan dimensi 571 m lebar dan 723 m panjang (Meander Kalitirto di Utara) dan 216 m lebar dan 399 m panjangnya (Meander Kalitirto di Selatan). Meskipun, keberadaan meander di sepanjang Sungai Opak itu umum dijumpai, tetapi untuk meander yang ditemukan di Desa Kalitirto dan Jogotirto secara morfotektonik memiliki fisik dan dimensi yang unik. Meander ini mengekspresikan ukuran dan bentuk yang aneh, yang secara dramatis memiliki demensi lebar lebih besar dan berbeda dibandingkan perkembangan meander lainnya di sepanjang Sungai Opak. Hal ini disebabkan oleh fraktur regangan membentuk sag-pond ketika cekungan berkembang di dalam zona sesar. Susunan interaksi sesar di SagPond Berbah melibatkan perluasan Sesar Kalitirto - Gn Bangkel Jombor (KBJ) yang berorientasi Utara-Selatan bersama dengan sesar generasi kedua yakni sesar mendatar TL-BD. Karakteristik interaksi dua sesar ini dalam orientasi yang berbeda dari perpindahan pasangan set sesar sintetis dan set sesar antitetis ekstensional bertanggung jawab untuk membentuk tegangan sag-pond tersebut.

Keywords


Interaksi; Morfotektonik; Sag-Pond; Sesar Aktif

Full Text:

PDF

References


Ahlgren, S. G. (2018). The Nucleation and Evaluation of Riedel Shear Zones as Deformation Bands in Porous Sandstone. Master of Science in The Graduate College, Department of geosciences, The University of Arizona, 1999. USA

Allmendinger. R.W. (1989). Notes on Fault Slip Analysis. Department of Geological Sciences Cornell University Ithaca, New York 148531504.

Laake. A. (2011). Integrate of Satellite Imagery Geology and Geophysical Data, Earth and Environmental Sciences, Dr. Imran Ahmed Dar (Ed.), ISBN 978-953-307-468-90.

Peacock. D.C.P, Nixon. C.W, Rotevatn. A, Sanderson. D.J. (2018). Interacting faults. Journal of Structural Geology, 1-25.

Prasetyadi, Subandrio. A., Setiawan. J., Ibadurrahman. H. (2016). Surfacial Feature Of Opak Zone. Proceeding Jogja Earthquake in Reflection

Rahardjo.W.,Sukendarrumidi and Rosidi. H M D. (1995). Peta Geologi Lembar Yogyakarta (Bandung: Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi).

Saraha.D., and Soebowo. E. (2006). Liquefaction Due to the 2006 Yogyakarta Earthquake Research Centre for Geotechnology, (LIPI), Bandung 40135 Indonesia[09] Denny Hilman Natawidjaja 2016 Sumber Gempa Yogya GEOMAGAZN VOL.6 NO.2

Supartoyo. (2006). Gempabumi Yogyakarta Tanggal 27 Mei 2006. Bulletin Berkala Merapi, 3(2), Edisi Agustus 2006, BPPTK, 36 – 55

Supartoyo, Surono dan Putranto E T. (2014). Katalog Gempabumi Merusak di Indonesia.

Supartoyo, Hidayati. S., and Subandriyo. (2016) MORPHOTECTONIC ANALYSIS TO IDENTIFY OPAK FAULT (PRELIMINARY RESULT) Center for Volcanology and Geological Hazard Mitigation, Geological Agency of Indonesia.

Sutiono. A., Prastistho. B., Prasetyadi., and Supartoyo. (2018). Opak fault: a comparative review. ICEMINE IOP Conf. Series: Earth and Environmental Science 212 (2018) 012049 IOP Publishing

Tsuji1. T., Yamamoto.K., Matsuoka.T., Yamada.Y., Onishi. K., Bahar.K,, Meilano.I., Abidin.H.Z. (2009). Earthquake fault of the 26 May 2006 Yogyakarta earthquake observed by SAR interferometry, Online published August 7, 2009.

WATKINSON.I. & HALL, R. (2017). Fault systems of the eastern Indonesian triple junction: evaluation of Quaternary activity and implications for seismic hazards. SE Asia Research Group, Department of Earth Sciences, Royal Holloway University of London, Egham, Surrey TW20 0EX, UK ttp://sp.lyellcollection.org/ at Royal Holloway, University of London on May1,2017.

Widijono B.S. and Setyanta. B. (2007). Anomali Gaya Berat, Kegempaan Ser Kelurusan Geologi Daerah Yoyakarta dan Sekitarnya Pusat Survey Geologi JSDG vol XVI.

Widagdo. A, Pramumijoyo. S, Harijoko. A. (2019). Pengaruh Tektonik Kompresional Baratlaut Tenggara Terhadap Struktur Bidang Perlapisan, Kekar, Sesar dan Lipatan di Kulonprogo Yogyakarta. Jurnal GEOSAPTA, 5(2), 81-91.




DOI: https://doi.org/10.31284/j.semitan.2020.1064

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2020 Prosiding Seminar Teknologi Kebumian dan Kelautan