Penurunan Kadar Amonia, Nitrit, dan Nitrat pada Air Sungai Menggunakan Karbon Aktif sebagai Solusi Efisiensi Chlorine

Wisnu Mangkurat, Eka Nurdiana, Agus Budianto

Abstract

Amonia, nitrit, dan nitrat dengan konsentrasi tinggi pada air sungai akan meningkatkan kandungan organik, sehingga berpengaruh terhadap meningkatnya pemakaian bahan kimia berupa gas chlorine pada Instalasi Pengolahan Air Bersih. Kadar amonia, nitrit, dan nitrat dapat diturunkan dengan menggunakan karbon aktif, sehingga dapat mengurangi penggunaan gas chlorine. Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan limbah kulit kelapa muda untuk dijadikan karbon aktif, sehingga dapat mengadsorbsi amonia, nitrit dan nitrat pada air sungai. Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini waktu kontak 5, 10, 20, 40, dan 70 menit dan  massa karbon aktif 0,5; 1; 1,5; dan 2 gram. Dari hasil penelitian didapatkan waktu kontak optimum amonia dan nitrat yaitu 20 menit dengan %removal sebesar 46,79% dan 60,26%. Sedangkan nitrit yaitu 40 menit, %removal sebesar 12,68%.

Keywords

Karbon Aktif; Amonia; Nitrit; Nitrat

Full Text:

PDF

References

Tan I.A.W., Ahmad A.L., dan Hameed B.H.. 2008. Optimization of Preparation Conditions for Activated Carbons from Coconut Husk Using Response Surface Methodology. Chemical Engineering Journal, 184, 57-65.

Irmanto, S. 2009. Penurunan Kadar Amonia, Nitrit, dan Nitrat Limbah Cair Industri Tahu Menggunakan Arang Aktif dari Ampas Kopi. Molekul, vol.4. No.2, 105-114.

Amin, A, Saibun S., dan Bohari Y. 2016. Pemanfaatan Limbah Tongkol Jagung (Zea mays L.) sebagai Arang Aktif dalam Menurunkan Kadar Amonia, Nitrit, dan Nitrat pada Limbah Cair Industri Tahu Menggunakan Teknik Celup. Jurnal Kimia Mulawarman, Vol. 13 No.2, 78-84.

Aziz, M dan Efendi, S.2016."Pembuatan Karbon Aktif dari Arang Kayu Bakau". Institut Adhi Tama Surabaya: Surabaya.

Udyani. Kartika., Purwaningsih. Dian. Y., Setiawan. Rio., Yahya. Khalida. 2019. Pembuatan Karbon Aktif dari Arang Bakau Menggunakan Gabungan Aktivasi Kimia dan Fisika dengan Microwave. Jurnal IPTEK.Vol 23 No 1, Mei Tahun 2019. Institut Adhi Tama Surabaya: Surabaya.

Budianto, A., Kusdarini, E., Effendi, S. dan Aziz, M. 2019. "The Production of Activated Carbon from Indonesian Mangrove Charcoal". IOP Conference Series: Materials Science and Engineering. 462 (2019) 012006.

Budianto, A., Romiarto, dan Fitrianingtyas. 2016. "Pemanfaatan Limbah Kakao (Theobroma cacao l) sebagai Karbon Aktif dengan Aktifator Termal dan Kimia", Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan IV, hal. 208-213.

Kusdarini E, Budianto A, dan Ghafarunnisa D.(2017).Produksi Karbon Aktif dari Batubara Bituminus dengan Aktivasi Tunggal H3PO4, Kombinasi H3PO4-NH4HCO3, dan Termal. Jurnal Reaktor. Vol. 17 No. 2, Juni Tahun 2017, Hal. 74-80.

Darmawan S. 2008. Sifat Arang Aktif Tempurung Kemiri dan Pemanfaatannya sebagai Penyerap Emisi Formaldehida Papan Serat Berkerapatan Sedang. Bogor: Sekolah Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor.

Geankoplis, C. J. 2003. Transport Processes and Separation Process Principles. 4thedition. New Jersey: Prentice Hall Professional Technical Reference.

SNI. 1995. SNI 06 – 3730 – 1995: Arang Aktif Teknis. Jakarta: Dewan Standarisasi Nasional.

Soemarwoto, O.2003. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.

Peraturan Pemerintah Nomor 82. 2001. Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Pemerintah RI

Menteri Kesehatan RI. 2010. PERMENKES NO. 492/MENKES/PER/IV/2010: Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air. Menteri Kesehatan Republik Indonesia.

Menteri Kesehatan RI. 2010. PERMENKES NO. 736/MENKES/PER/VI/2010: Tata Laksana Pengawasan Kualitas Air Minum. Menteri Kesehatan Republik Indonesia.

Nasruddin. 2005. Dynamic Modeling and Simulation of Two Bed Silica Gel-Water Adsorption Chiller. Disertasi, hal 3-12.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.