Integrasi Metode Activity Based Costing, Marketing Mix, Dan Five Forces Porter Untuk Meminimasi Biaya Produksi Dan Peningkatan Penjualan

Tya Nur Ramadhani, Yoniv Erdhianto

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menghitung ulang Harga Pokok Produksi (HPP) Gudeg Simbok menggunakan metode Activity Based Costing untuk meminimasi biaya produksi dan menganalisis lingkungan industri kuliner Gudeg Simbok berdasarkan strategi pemasaran Marketing Mix 7P dan strategi bersaing Porter’s Five Forces Model untuk peningkatan penjualan. Jenis penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif. Metode penelitian ini adalah metode studi kasus dengan pengumpulan data melalui wawancara tiga narasumber, yaitu satu orang pemilik dan dua orang karyawan dari Gudeg Simbok. Uji keabsahan data ketiga narasumber menggunakan metode triangulasi sumber. Dalam sistem tradisional, biaya overhead pabrik setiap produk hanya dikaitkan dengan satu penggerak biaya (Cost Driver) dan dalam Activity Based Costing (ABC) biaya overhead pabrik untuk setiap produk dibebankan ke banyak penggerak biaya (Cost Driver) sehingga hasil perhitungan HPP menggunakan metode Activity Based Costing pada Gudeg Simbok memberikan hasil HPP yang lebih kecil daripada sistem tradisional untuk Nasi Gudeg Komplit sebesar Rp. 17.438, untuk Nasi Gudeg Ayam sebesar Rp. 15.543, untuk Nasi Gudeg Telur sebesar Rp. 13.616, untuk Besek Gudeg Komplit sebesar Rp. 33.933, untuk Besek Gudeg Ayam sebesar Rp27.758,35 dan untuk Besek Gudeg Telur sebesar Rp. 26.557. Perbedaan biaya produksi antara sistem tradisional dan Activity Based Costing disebabkan oleh pengenaan biaya overhead pabrik pada setiap produk. Karena Gudeg Simbok termasuk usaha kuliner dibidang jasa, maka strategi pemasaran yang diterapkan Gudeg Simbok adalah marketing mix 7P yang terdiri dari Product, Price, Place, Promotion, People, Process, Physical evidence. Analisa Marketing Mix 7P memberikan hasil berupa Produk yang ditawarkan pada Gudeg Simbok menggunakan masakan baceman. Harga yang ditetapkan oleh Gudeg Simbok relatif terjangkau dan dapat bersaing. Lokasi Gudeg Simbok yang digunakan didalam perumahan dan sudah tersedia di google maps sehingga mudah dijangkau oleh pelanggan, khususnya daerah Krian. Kurang aktifnya Promosi yang dilakukan Gudeg Simbok di media sosial instagram dan belum terdaftar di shopeefood. Orang yang turut berperan dalam usaha Gudeg Simbok seperti Ibu Nurhayati selaku pemilik usaha, kak Dinda selaku karyawan dapur serta kak topan selaku karyawan kurir. Waktu operasional Gudeg Simbok dilakukan mulai pukul 06.00 pagi hingga 22.00 malam. Sarana fisik yang diterapkan di Gudeg Simbok hanya melayani take away saja belum bisa makan ditempat, sehingga belum tersedia dengan baik. Analisa Kuat lemah nya masing-masing indikator Porter’s Five Forces Model dinilai berdasarkan perbandingan tabel yang berisi indikator pengukuran seberapa kuat atau lemah nya perusahaan. Kemudian, hasil dari analisa tabel pengukuran Porter’s Five Forces Model akan dijadikan patokan untuk mengevaluasi kemampuan Gudeg Simbok dalam menghadapi persaingan di dunia industri kuliner. ada tiga indikator Porter yang termasuk lemah yaitu ancaman pendatang baru, persaingan antar industri yang sama dan kekuatan tawar-menawar pembeli serta ada dua indikator Porter yang termasuk kuat yaitu ancaman produk substitusi dan kekuatan tawar-menawar pemasok. Tiga indikator porter yang lemah seperti ancaman pendatang baru, persaingan antar industri yang sama dan kekuatan tawar-menawar pembeli ini menjadi peluang bagi Gudeg Simbok. Sedangkan indikator porter seperti ancaman produk substitusi dan kekuatan tawar-menawar pemasok dua kekuatan Porter ini yang menjadi sebuah ancaman yang perlu diwaspadai bagi perusahaan Gudeg Simbok. Maka bisa dikatakan bahwa keuntungan usaha Gudeg Simbok tetap berada dalam posisi yang cukup aman.

References

Aduski, E. (2020). Analisis Strategi Pemasaran Produk Digital CRM di PT Infomedia Nusantara PT Infomedia Nusantara merupakan anak perusahaan PT Telekomunikasi Indonesia ( Persero ), Tbk yang fokus pada layanan Business Process Management dan telah menjadi Market Leader di Indonesia . Perusahaan ini yang menyediakan solusi bagi industri / perusahaan dan memiliki Technology Outsourcing ( ITO ), Business Process Outsourching ( BPO ), Knowledge Process capabilities dan memperkuat core business melalui layanan digital seperti pengembangan produk Digital CRM dan tidak lagi berfokus kepada produk Digital CRM Legacy seperti penyediaan Layanan Inbound Call atau Outbound Call ( Telesales / Telemarketing ). Trend peningkatan penggunaan media digital di Indonesia semakin meningkat . Berdasarkan PT Infomedia Nusantara , 2018 ). 19(2), 153–169.

Anggraini, M., Manajemen, P., Syariah, K., Ekonomi, F., Bisnis, D. A. N., Negeri, U. I., & Saifuddin, S. T. (2022). Analisis Strategi Marketing Mix

Dewi, A. D. (2018). Analisis strategi pemasaran bouquet bunga (studi kasus: toko floriz, kelurahan pulo brayan bengkel baru, kecamatan medan timur).

Ernawati, R. (2018). Analisis Strategi Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Tepung Tapioka Dalam Perspektif Ekonomi Islam (Studi Pada PT. Tepung Tapioka Serupa Indah Pakuan Ratu Way Kanan). Institut Agama Islam Negeri (IAIN).

Hanimah, N. (2020). Analisis Penerapan Metode Activity Based Costing Dalam Penentuan Harga Pokok Produksi ( Studi Kasus Raihan Bakery And Cake Shop Medan). Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan.

Hapsari, alexia A. W. (2019). Analisis Penentuan Harga Jual Jasa Bus Dengan Metode Cost Plus Pricing Pendekatan Functional Based Costing Dan Activity Based Costing (Studi Kasus Di Po. Br Queen).

Jemmy Poandy, S. (2016). Analisis Penerapan Activity Based Costing System Dalam Menentukan Harga Pokok Kamar Pada The Belagri Hotel and Convention Sorong. 1–10.

Kriekhoff, S., & Riupassa, E. (2017). Analisis Penetapan Harga Jual Produk Kerajinan Perahu Cengkeh Pada Pengarjin Cengkeh Di Kampung Waemahu Desa Latulahat Kecamatan Nusaniwe Kota Ambon. Jurnal Maneksi, 6(1), 7–14. http://ejournal-polnam.ac.id/index.php/JurnalManeksi/article/view/126

Liana, M. (2020). Penerapan Metode Activity Based Costing Terhadap Harga Pokok Penjualan Pada Yummy Cake 21. Universitas Muhammadiyah Makassar Makassar.

Mulyani. (2019). Strategi Pemasaran Untuk Meningkatkan Penjualan Pada Rumah Makan Bakmi Witosari 2 Purwokerto Timur. Institut Agama Islam Negeri (Iain) Purwokerto, 75.

Muzaki, A. S. (2017). Analisis Penghitungan Harga Pokok Produksi Dengan Metode Activity Based Costing Sebagai Dasar Penentuan Harga Jual (Studi Kasus Ukm Rak Soe Ha Di Malang). Universitas Islam Negeri (Uin) Maulana Malik Ibrahim Malang.

Palopo, I., & Karmila, W. (2021). Strategi bersaing produk usaha roti zahra dalam meningkatkan daya saing di desa salujambu kecamatan lamasi.

Rahim, R. (2018). Penerapan Metode Activity Based Costing (Abc) Dalam Menentukan Harga Pokok Produksi Pada Perusahaan Kami Saiyo. Institut Agama Islam Negeri Batusangkar.

Rahmawati, M. L. (2013). Analisis Penentuan Harga Pokokproduksi Berdasarkan Sistem Activity Based Costing Pada Cv Ijen Finisha Ajibarang , Banyumas. Universitas Negeri Semarang.

Rahmawati, S. (2019). Pengaruh Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Terhadap Tingkat Permintaan Efektif Konsumen Di Wisata Kuliner Langen Bogan Surakarta Tahun 2019. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Marketing Mix, 1–74.

Ritasari, F. (2017). Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Pada Cafe Hidden Milk and Meals di Kabupaten Bantul Yogyakarta. Universitas Negeri Semarang, 83.

Sari, S. M. (2019). Analisis Marketing Mix Terhadap Produk Tabungan Impian Di Pt. Bri Syariah Cabang Banda Aceh. Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, 107.

Septiandani, T. (2018). Artikel Penerapan Metode Activity Based Costing Untuk Menentukan Harga Pokok Produksi Pada Ud . Sinar. 12.

Wijayanti, R. (2011). Penerapan Activity-Based Costing System Untuk Menentukan Harga Pokok Produksi Pada Pt. Industri Sandang Nusantara Unit Patal Secang. Universitas Negeri Yogyakarta 2011.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.