Analisa Pemanfaatan Tailing Pasir Merapi sebagai Bahan Baku Pembuatan Batako di Kecamatan Srumbung Kabupatan Magelang Provinsi Jawa Tengah

Filbert Wibowo

Abstract


Secara geografis, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang. Lereng Gunung Merapi kaya akan potensi bahan tambang yaitu bahan galian berupa pasir dan batu. Potensi bahan tambang berupa pasir merapi ini terbentuk akibat letusan pada erupsi Gunung Merapi. Potensi material industri terutama bahan galian pasir merapi yang sangat besar untuk dilakukan kegiatan penambangan karena dapat meningkatkan perekonomian bagi masyarakat setempat. Kegiatan pertambangan yang dilakukan, baik itu dengan cara mekanis maupun tradisional selalu menimbulkan dampak, yaitu memberikan dampak positif dan negatif. Tailing terbentuk akibat penambangan pasir merapi yang dihasilkan dari penambangan pada beberapa perusahaan. Sehingga banyaknya tailing yang dihasilkan bisa merusak lingkungan, dengan adanya perkembangan saat ini limbah tersebut bisa dimanfaatkan sebagai bahan tambahan dalam konstruksi bangunan. Dengan tujuan memberikan komposisi dan menjelaskan karakteristik dalam pembuatan batako yang memenuhi standart dan juga menjelaskan penggunaan atau peruntukan batako yang dihasilkan dengan menggunakan metode kualitatif. Sehingga analisis pemanfaatan tailing pasir merapi perlu dilakukan yaitu untuk menanggulangi masalah lingkungan yang disebabkan dari proses penambangan pasir, yaitu dengan cara menjadikan bahan baku pembuatan batako.

 

Geographically, Srumbung District, Magelang Regency is one of the areas located on the slopes of Mount Merapi. The slopes of Mount Merapi are rich in potential mining materials, namely class C minerals in the form of sand and stone. The potential for mining materials in the form of Merapi sand was formed due to the eruption of the eruption of Mount Merapi. The potential for industrial materials, especially Merapi sand, is very large for mining activities because it can increase the economy for the local community. Mining activities carried out, both mechanically and traditionally, always have an impact, namely giving positive and negative impacts. Tailings are formed as a result of mining Merapi sand produced from mining in several companies. So that the amount of tailings produced can damage the environment, with current developments the waste can be used as an additional material in building construction. With the aim of providing composition and explaining the characteristics in making bricks that meet the standards and also explaining the use or designation of bricks produced using qualitative methods. So that analysis of the utilization of Merapi sand tailings needs to be done, namely to overcome environmental problems caused by the sand mining process, namely by making the raw material for making bricks.


Keywords


Tailing;Batako;Penambangan

Full Text:

PDF

References


Claudia Muller, Eva F., dan Halimah, 2006. Modul Pelatihan Pembuatan Ubin atau Paving Block dan Batako. International Labour Organization.

Nugraha Paul dan Antoni, 2007. Teknologi Beton. Yogyakarta. Andi Offset

Sunaryo Suratman, dkk. (1995). Pemanfaatan Limbah Industri Pembangkit Listrik Tenaga Uap (Abu Terbang) untuk Bata Beton. Laporan Penelitian. Bandung: Puslitbang Pemukiman Depertemen pekerjaan Umum.

Nugroho, A. D., Hidayat, T. dan Memed, W. (2019) “ANALISIS DAMPAK INVESTASI TERHADAP PEREKONOMIAN DAERAH: STUDI KASUS INVESTASI PERTAMBANGAN MINERAL LOGAM PROVINSI PAPUA,” Indonesian Mining Professionals Journal, 1(17), hal. 1–11.

Rosyid, F. A., Ginting, F. A. dan Wibowo, A. P. (2020) “Analisis Dampak

Investasi Terhadap Perekonomian Daerah: Studi Kasus Investasi Pertambangan Mineral Logam Provinsi Papua,” Indonesian Mining Professionals Journal, 2(1), hal. 11–28.




DOI: https://doi.org/10.31284/j.semitan.j.2022.v1i1.4939

Refbacks

  • There are currently no refbacks.