Kajian Teknis Produktivitas BWE 202 Pada Pengangkutan Batubara Di Stockpile In Pit TAL PT. Bukit Asam, Tbk

Abstract

Perusahaan PT. Bukit Asam, Tbk berfokus pada industri pertambangan batubara dan berlokasi di Tanjung Enim, Sumatera Selatan. Metode yang digunakan dalam kegiatan pemuatan dan pengangkutan batubara oleh PT. Bukit Asam Tbk adalah penambangan berkelanjutan dengan Bucket Wheel Excavator (BWE), Belt Wagon (BW), dan Belt Conveyor (BC). Ketiga peralatan ini saling terintegrasi, sehingga apabila ada satu peralatan terdapat kerusakan, peralatan yang lain akan berhenti beroperasi (stand by). Berdasarkan observasi saat transfer batubara di live stockpile di pit Tambang Ar Laya (TAL), PT. Bukit Asam, Tbk, ditemukan bahwa operasi produksi tidak mencapai target yang telah ditetapkan. Masalah ini disebabkan oleh waktu tunggu akibat overload pada BWE dan kerusakan yang sering terjadi pada mesin BWE itu sendiri. Target produksi yang diinginkan oleh perusahaan adalah 615.000 Ton batubara pada Desember 2022, namun produksi aktual hanya mencapai 144.207,8 Ton. Dengan rincian rata-rata produksi BWE 202 adalah 635,60 BCM/Jam dengan rata-rata produksi 1 hari 9.613.86 Ton dengan pencapaian produktivitas 76,27%. Kondisi tersebut di pengaruhi oleh kinerja dari BWE system yang kurang maksimal dengan EU = 53,33 %, PA = 63, 05 %, UA = 81,46 %, MA BWE 202 = 82,39 %, dan MA Belt Conveyor = 66,11 %. Berdasarkan observasi yang dilakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa diperlukan evaluasi ulang terkait perawatan berkala dan teratur untuk Alat Tambang Utama (ATU), khususnya pada peralatan yang rentan terhadap keausan, seperti Roll Belt Conveyor, sesuai dengan rencana perawatan yang telah ditetapkan. Sering terjadinya hambatan overload yang terjadi di CE-31 maka perlu adanya perubahan pada Ban Belt Conveyor dari ban yang polos menjadi ban yang memiliki karet pencekram di CS-32 dengan tujuan agar memperlancar jalanya batubara dan menguragi hambatan overload.