Penggunaan Substruktur Waffle Slab pada Kawasan Terapung Kompleks Kantor Bupati Kutai Tengah

Al Priyadi Hidayat, Broto Wahyono Sulistyo, Randy Pratama Salisnanda

Abstract


Kabupaten Daerah Otonomi Baru (DOB) Kutai Tengah terdiri dari 6 Kecamatan bagian dari Kabupaten Kutai Kartanegara, yaitu Kota Bangun, Muara Wis, Muara Muntai, Kenohan, Kembang Janggut, dan Tabang. Kecamatan Kota Bangun sebagai Calon Ibu Kota Kabupaten memiliki kawasan berawa dengan ketinggian perairan 1 hingga 2 meter. Pola penyebaran penduduk Kecamatan Kota Bangun terkonsentrasi di sepanjang sungai dan danau [1]. Pada saat tertentu, kawasan ini memiliki siklus banjir tahunan dengan durasi banjir mencapai 2 bulan. Ketinggian banjir dengan total 3-4 meter dapat menghambat perekonomian dan kepengurusan masyarakat [2]. Rumah-rumah masyarakat Kota Bangun yang berada di sekitar rawa menggunakan struktur panggung dengan kayu balok ulin sebagai tiang. Struktur panggung tersebut menjadi ciri khas budaya dari masyarakat setempat diterapkan pada Kantor Pemerintah, untuk memperluas area penyerapan tanah dan menekan dampak terjadinya kebakaran hutan secara massif [1]. Struktur panggung yang digunakan adalah kolom pedestal dengan ketinggian 4 meter. Di atas kolom pedestal tersebut terdapat pelat yang menjadi alas dari substruktur waffle slab. Substruktur ini dapat diaplikasikan pada bentangan yang lebar dan lebih mudah dihubungkan dengan kolom pedestal ketika kolom pedestal tersebut berdiri secara acak. Jarak antar kolom pada sistem waffle slab lebih panjang 35% dibandingkan dengan sistem konvensional [3].

Full Text:

PDF

References


Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara, Laporan Pendahuluan RDTR Kota Bangun. Yogyakarta: PT. Citra Gama Sakti, 2015.

H. Zakiah and H. C. Octavia, “Studi Adaptasi Rumah Vernakular Kutai terhadap Lingkungan Rawan Banjir di Tenggarong,” DIMENSI J. Archit. Built Environ., vol. 40, no. 2, pp. 89–98, Dec. 2013, doi: 10.9744/dimensi.40.2.89-98.

P. Paula and E. Leo, “Kajian Efisiensi Sistem Waffle Slab terhadap Pelat Konvensional,” JMTS J. Mitra Tek. Sipil, vol. 2, no. 1, p. 209, Feb. 2019, doi: 10.24912/jmts.v2i1.3426.

A. Rulia and A. Esfianto, “Modifikasi Rumah Kutai Knockdown Sebagai Solusi Perumahan Daerah Rawa,” Panggung, vol. 28, no. 3, Art. no. 3, Sep. 2018, doi: 10.26742/panggung.v28i3.459.

N. Nareswarananindya, “Eksplorasi Material Glulam pada Perancangan Shelter menggunakan Saluran Kreativitas Focus on Material,” BORDER, vol. 1, no. 2, Art. no. 2, Nov. 2019, doi: 10.33005/border.v1i2.27.

N. S. Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia dengan PT Remaja Rosdakarya, 2005.

R. Rifai, N. S. Surjandari, and R. H. Dananjaya, “Analisis Pondasi Gabungan Telapak dan Sumuran (Telasur) Dengan Variasi Rasio Kedalaman Dan Lebar Telapak (B=1,5) Pada Tanah Lempung Homogen,” E-J. MATRIKS Tek. SIPIL, vol. 6, no. 3, pp. 451–457, Sep. 2018, doi: https://doi.org/10.20961/mateksi.v6i3.36550.

B. Puspantoro, Teori dan Analisis Balok Grid, 1st ed. Yogyakarta: Andi Offset, 1993.

E. Susanti, N. A. Youlanda, and A. Winaya, “Studi Perbandingan Pelat Berusuk Dua Arah (Waffle Slab) dan Pelat Konvensional,” J. IPTEK, vol. 20, no. 1, p. 25, Jun. 2016, doi: 10.31284/j.iptek.2016.v20i1.19.

D. Yuliantoro, B. D. Atmoko, and Siswo, Pohon-Pohon Sahabat Air. Surakarta: Balai Penelitian dan Pengembangan, 2016.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Katalog Buku Karya Dosen ITATS