Perencanaan dan Perancangan Kompleks Gereja Katolik di Menganti, Gresik

Kristian Ariel Pratama, Suci Ramadhani, Randy Pratama Salisnanda

Sari


Mayoritas umat agama memiliki kecenderungan perkembangan ke arah yang lebih baik, termasuk umat agama Katolik. Perkembangan ini juga termasuk secara kuantitas, yang menuntut pengembangan fasilitas peribadatannya, berupa gereja. Pengembangan maupun penyediaan bangunan gereja yang salah satunya terjadi di Menganti, Gresik, tidak dapat begitu saja dibangun, melainkan harus menerapkan proses perancangan arsitektural. Kompleks Gereja dipilih sebagai wujud lingkup bangunan untuk menampung seluruh kegiatan umat Katolik agar sesuai dengan kebutuhan serta dapat mencukupi tuntutan para umat. Banyaknya kebutuhan serta aktivitas untuk melakukan upacara serta sakramen – sakramen Gereja menuntut dibuatnya komplek gereja. Metode yang digunakan pada penelitian ini menggunakan metode campuran yang mengkombinasikan data kualitatif dan kuantitatif untuk mendapat hasil yang relevan terhadap permasalahan. Pengumpulan data diperoleh melalui wawancara, survey, serta literatur oleh lembaga terkait. Tema yang digunakan adalah Arsitektur Kontemporer yang demonstratif dan ekspresif. Tema Arsitektur kontemporer dapat terwujud melalui penerapan Konsep Makro Adaptif terhadap Kebutuhan Umat Katolik. Konsep makro tersebut terkonstruksi dengan penerapan konsep mikro pada: (1) tatanan lahan yang terpusat; (2) tatanan bentuk yang ekspresif dalam menampilkan gaya; serta (3) tatanan ruang yang sakral.

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Adiyanto, J. (2014). Indikator Ke-Nusantaraan Arsitektur Kontemporer Indonesia. Seminar Rumah Tradisional 2014 – Transformasi Nilai‐nilai Tradisional Dalam Arsitektur Masa Kini, 1–16. https://www.researchgate.net/profile/Johannes-Adiyanto/publication/325396368_INDIKATOR_KE_NUSANTARA_AN_ARSITEKTUR_KONTEMPORER_INDONESIA/links/5b0b71750f7e9b1ed7f9d52f/INDIKATOR-KE-NUSANTARA-AN-ARSITEKTUR-KONTEMPORER-INDONESIA.pdf

D. Enjelina K. Gunawan, & Prijadi, R. (2011). Reaktualisasi Ragam Art Deco dalam Arsitektur Kontemporer. Media Matrasain, 8(1), 68–81. https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jmm/article/view/315

Faridah, A. S. (2019). MAKNA SIMBOLIK ORNAMEN KEKRISTENAN DI GEREJA KATOLIK KELAHIRAN SANTA PERAWAN MARIA JALAN KEPANJEN SURABAYA.

Laurens, J. M. (2013a). Relasi Bentuk-Makna Perseptual pada Arsitektur Gereja Katolik di Indonesia. Diskusi - Metodologi Penelitian Arsitektur.

Laurens, J. M. (2013b). Memahami Arsitektur Lokal dari Proses Inkulturasi pada Arsitektur Gereja Katolik di Indonesia. Seminar Nasional Reinterpretasi Identitas Arsitektur Nusantara, 1–8.

Simanjuntak, P. M., Affendi, Y., & Laksemi, S. K. (2019). AKULTURASI DAN ASIMILASI ORNAMEN GORGA BATAK TOBA DALAM ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK ST MIKAEL, PANGURURAN. Jurnal Seni & Reka Rancang: Jurnal Ilmiah Magister Desain, 1(2). https://doi.org/https://doi.org/10.25105/jsrr.v1i2.6736

Wicaksono, F. A., & Canadarma, W. W. (2019). Gereja Katolik St. Yohanes Maria Vianney di Mancasan, Sukoharjo. EDimensi Arsitektur, 7(1), 457 – 464. https://publication.petra.ac.id/index.php/teknik-arsitektur/article/view/9295

Yuliantari, N. M. A. (2014). GEREJA KATOLIK PAROKI ROH KUDUS BABAKAN, CANGGU (PERSPEKTIF SEJARAH, ARSITEKTUR DAN FUNGSINYA SEBAGAI MEDIA PENUMBUHKEMBANGAN KERUKUNAN HUBUNGAN ANTARAGAMA). Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah, 2(1), 0–9. https://doi.org/https://doi.org/10.23887/jjps.v2i1.1013




DOI: https://doi.org/10.31284/j.tekstur.2022.v3i1.2845

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.