KAJIAN RISIKO RAWAN LONGSOR PADA DAERAH PENGEMBANGAN PANAS BUMI DI KECAMATAN NGEBEL DAN SEKITARNYA, KABUPATEN PONOROGO, PROVINSI JAWA TIMUR

Hendrik Kusuma Atmaja, Dewi Pertiwi

Abstract

Kecamatan Ngebel, Kabupaten Ponorogo, Provinsi Jawa Timur merupakan salah satu daerah di Indonesia yang memiliki potensi panas bumi, namun juga terdapat potensi wisata serta potensi bahan galian. Selain itu Kecamatan Ngebel juga memiliki potensi negatif berupa potensi longsor. Hal ini melatarbelakangi peneliti untuk melakukan sebuah kajian geologi lingkungan berdasarkan aspek kebencanaan yakni dengan mengkaji risiko rawan longsor pada daerah pengembangan panas bumi pada Kecamatan Ngebel & Sekitarnya, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur. Dalam menentukan zonasi risiko rawan longsor pada daerah pengembangan panas bumi, peneliti menggabungkan Peta Sebaran Ancaman Longsor dengan Peta Kerentanan Longsor yang kemudian menghasilkan Peta Zonasi Risiko Rawan Longsor berdasarkan Rumusan Wisner. Dimana Peta Sebaran Ancaman Longsor didapat dengan melakukan pemetaan geologi guna menentukan sebaran titik-titik longsor, dan Peta Kerentanan Longsor didapat dari melakukan overlay pada beberapa peta tematik. Selain itu peneliti juga melengkapi kajian ini dengan mencantumkan data sifat fisik tanah dan batuan, data curah hujan, data jenis vegetasi serta data kependudukan daerah penelitian sepanjang tahun 2014 dalam jurnal ditahun 2015 sebagai data pendukung. Terdapat 3 zonasi risiko rawan longsor berdasarkan beberapa parameter yang digunakan dalam penelitian, dimana daerah penelitian sebagai daerah pengembangan panas bumi sangatlah rawan terhadap potensi gerakan tanah. Sehingga tujuan dari penelitian ini yakni sebagai rujukan dalam pengembangan pembangunan dilokasi penelitian.

Keywords

Peta; Ngebel; Longsor; Panas Bumi;

Full Text:

PDF

References

. Hardiyatmo. (2006). Definisi longsor & Penyebab Terjadinya Longsoran.

. Suratman. (2002). Faktor-Faktor Terjadinya Longsor.

. Saptadji, N. Sekilas Tentang Panas Bumi. Bandung: Institut Teknologi Bandung.

. Bemmelen, V. (1949). Fisiografi Sebagian Pulau Jawa & Madura.

. Anwar, A. (2012). Pemetaan Daerah Rawan Longsor Di Lahan Pertanian Kecamatan Sinjai Barat Kabupaten Sinjai. Makassar: Universitas Hasanuddin.

. Boli, Y (2004). Penanganan Risiko Berbasis Masyarakat. Kupang: Forum Persiapan & Penanganan Bencana.

. Bronto, S. (1994). Klasifikasi Jenis & Tipe Longsoran.

. Darmawansyah, D. Alternatif Perkuatan Lereng Pada Ruas Jalan Trenggalek-Ponorogo KM 250 +650. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.

. Hendrik. (2014, Nopember 24). Tektonik Pulau Jawa. Dipetik Desember 16, 2015, dari Geoenviron: https://geoenviron.wordpress.com/2014/11/24/tektonik-pulau-jawa/

. Hirnawa. (1994). Anatomi Longsoran.

. Howard, A. (1967). Pola Penyaluran Dasar.

. Karnawati, D. (2010). Peran Geologi Teknik & Lingkungan Dalam Pengurangan Risiko Bencana Gerakan Tanah. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

. Kasbani. (2007). Tipe Sistem Panas Bumi Di Indonesia & Estimasi Potensi Energinya. Bandung: PMG-Badan Geologi.

. Kompasiana. (2015, Juli 7). Gejala Ledakan Saat Longsor, Umum Terjadi. Dipetik Desember 6, 2015, dari Kompasiana:http://www.kompasiana.com/embete/gejala-ledakan-saat-longsor-umum terjadi _55571381b67e61e94b66c9d1

. Lie, T. (2006). Penyebab Longsor Karena Gempa.

. Lihawa, F. (2013). Pemetaan Zona Kerentanan Longsoran Di daerah Aliran Sungai Alo Provinsi Gorontalo. Gorontalo: Universitas negeri Gorontalo.

. Maulana. (2009, Oktober 7). Sejarah Geologi Pegunungan Selatan Jawa Timur. Dipetik Desember 16, 2015, dari Wingman Arrows: https://wingmanarrows.wordpress.com/2009/10/07/sejarah-geologi-zona-pegunungan-selatan-jawa-timur/

. Prawiradisastra, S. (2008). Analisa Morfologi & Geologi Bencana Tanah Longsor Di Desa Ledoksari, Kabupaten Karanganyar. Jakarta: Jurnal Sains & Teknologi Indonesia.

. Sribudiyani. (2003). Pola Struktur Pulau Jawa.

. Sugianti, K. (2014). Pengklasan Tingkat Kerentanan Gerakan Tanah Daerah Sumedang Selatan Menggunakan Metode Storie. Bandung: Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI.

. Summerfield. (1991). Klasifikasi Karakteristik Gerakan Massa.

. Suripin. (2002). Definisi Longsoran

. Wegener, A. (1912). Pergerakan Lempeng Tektonik

. Wiwik, E. (2009). Hubungan Antara Paleosubduksi Terhadap Proses Mineralisasi Di Daerah Ponorogo & Sekitarnya, Jawa Timur. Palembang: Unsri.

. Verstapen. (1968). Satuan-Satuan Geomorfik.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.