Penerapan Arsitektur Postmodern pada Bentuk Bangunan Cenderamata Sarung Tenun Khas Kalimantan Timur di Samarinda

Iga Nur Ramdhani, Esty Poedjioetami, Broto Wahyono Sulistyo

Abstract


Provinsi Kalimantan Timur memiliki ibukota yang bernama Kota Samarinda. Samarinda menyimpan ciri khas sebagai kota amplang dan sarung tenun. Untuk mendukung pariwisata, banyak kegiatan yang telah dilakukan oleh pemerintah Kota Samarinda; antara lain dengan kegiatan festival Mahakam, atraksi susur sungai dan wisata sungai, atraksi desa wisata Pampang, dan atraksi kerajinan tenun Sarung Samarinda [1]. Sarung Tenun Samarinda merupakan identitas kota yang mampu menarik para wisatawan untuk dijadikan cenderamata khas dari Kalimantan Timur, khususnya Kota Samarinda [2]. Sarung tenun asli Samarinda merupakan produk unggulan yang telah menjadi ikon dari Kota Samarinda dan sebagai cenderamata khas dari Kota Tepian [3].
Di Samarinda terdapat Kampung Wisata Tenun yang merupakan permukiman rumah pengrajin dengan gaya arsitektur yang tidak tematik dan khas. Beberapa bangunan menggunakan gaya arsitektur vernakular Dayak dan Bugis namun tidak memiliki unity yang baik. Hal tersebut membuat aspek pariwisata menjadi kurang menarik minat wisatawan dan berdampak pada menurunnya aspek ekonomi pada penjualan sarung tenun khas Kalimantan Timur. Berdasarkan permasalahan tersebut, diperlukan Penerapan Arsitektur Postmodern pada Bentuk Bangunan Pusat Cenderamata Sarung Tenun Khas Kalimantan Timur di Samarinda sebagai wadah pelestarian, pariwisata, serta pusat komersil bagi sarung tenun khas Kalimantan Timur yang dapat menampilkan suasana baru bagi masyarakat dan wisatawan. Bangunan cenderamata sarung tenun harus mencerminkan kedaerahan dari lingkungan setempat serta dituntut untuk menampilkan daya tarik komersil.

Full Text:

PDF

References


I. Ratniarsih, “Identifikasi Konsep Arsitektur Hijau pada Kompleks Perumahan Dinas PT. Kereta Api Indonesia di Kelurahan Pacarkeling Surabaya,” in Seminar Nasional Refleksi 30 Tahun Fakultas Teknik, Denpasar, 2014, pp. 59–65.

S. Wiyadi, “Belawan International Passenger Terminal (Arsitektur High Tech),” Laporan Perancangan Tugas Akhir, Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universistas Sumatera Utara, Medan, 2010.

C. J. Khisty and B. K. Lall, Dasar-Dasar Rekayasa Transportasi, Ketiga. Erlangga, 2005.

N. A. Puspadi, M. Wimala, and R. Sururi, “Perbandingan Kendala dan Tantangan Penerapan Konsep Green Campus di Itenas dan Unpar,” RekaRacana J. Tek. Sipil, vol. 2, no. 2, Art. no. 2, Jun. 2016, doi: 10.26760/rekaracana.v2i2.23.

N. Nareswarananindya, “Eksplorasi Material Glulam pada Perancangan Shelter menggunakan Saluran Kreativitas Focus on Material,” BORDER, vol. 1, no. 2, Art. no. 2, Nov. 2019, doi: 10.33005/border.v1i2.27.

S. Wardiningsih, “Arsitektur Nusantara Mempengaruhi Bentuk Bangunan yang Berkembang di Indonesia,” vol. 2, no. 2, p. 10, 2015.

F. H. Hendra, “Adaptasi Guna Mencapai Kenyamanan di Dalam Bangunan Kolonial pada Lingkungan Padat,” 2012.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Katalog Buku Karya Dosen ITATS